Suara (Ku Berharap)

8thhabit

Sudah baca “8th habit” oleh Steven Covey?

Apakah 8th habit itu? Mungkin kutipan ini bisa menggambarkan secara sangat minimal tentang itu …

Kebiasaan ke-8 merupakan jalur setapak ke sisi realitas zaman baru yang amat menjanjikan. Itu sama sekali berlawanan dengan derita dan frustrasi yang telah saya gambarkan di depan. Pada kenyataannya, itu adalah sebuah realitas abadi. Itu adalah suara jiwa manusia—penuh dengan harapan dan kecerdasan, yang dari kodratnya bersifat ulet, dan potensinya untuk memenuhi kepentingan kemaslahatan bersama sungguh tak terbatas. Suara itu juga meliputi jiwa organisasi-organisasi yang akan bertahan, berkembang dan secara mendalam mempengaruhi masa depan dunia.

8th_habit_bag1_pdf

Suara adalah makna personal yang unik —kebermaknaan yang ter-singkap ketika kita menghadapi tantangan-tantangan kita yang terbesar, dan yang membuat kita sama besarnya dengan tantangan-tantangan tersebut.

 

Sebagaimana digambarkan pada Gambar disamping, Makna Unik atau Suara Panggilan Jiwa itu terletak pada bidang potong antara bakat (talent, yaitu bakat dan kekuatan alamiah Anda), gairah hidup (passion, yaitu hal-hal yang secara alamiah membuat Anda bergairah/ bersemangat, memotivasi dan mengilhami Anda), kebutuhan (need, yaitu apa saja yang dibutuhkan oleh orang-orang di sekitar Anda, sehingga mereka bersedia membayar Anda), dan nurani (conscience, yaitu suara batin kita yang lamat-lamat terdengar, yang menunjukkan kepada kita apa yang benar dan mendorong kita untuk bertindak sesuai dengannya). Bila Anda terlibat dalam suatu pekerjaan yang mendayagunakan bakat Anda dan mengobarkan gairah hidup Anda—yang muncul dari kebutuhan besar di dunia, sehingga Anda merasa terdorong oleh nurani Anda untuk memenuhi kebutuhan tersebut—di situlah terletak Suara Anda, panggilan jiwa Anda, arah hidup yang akan memuaskan jiwa Anda.

Ya, itulah sekelumit hal yang paling sederhana dalam 8th habit. Namum, rasanya perlu tulisan khusus yang mennyangkut 8th habit. Lalu, kenapa 8th habit menjadi pembuka  dalam tulisan saya?

Sengaja dibuat agar weblog ini ringan dan easy reading, saya ingin siapapun yang membacanya.. ya, siapapun. Disaat suntuk, saya membaca 8th habit serta merta inspirasi dan semangat pun tumbuh kembali, sungguh buku yang tidak layak dipandang sebelah mata. Waktu mengalir mengikuti derasnya halaman yang berbalik, disaat saya membaca tulisan mengenai 8th habit itu adalah suara jiwa, terdengar denting lagu dari Hijau Daun, dan alangkah kagetnya saat membaca judulnya “Suara (Ku Berharap)”.

Di luar konteks lirik lagu tersebut, saya berfikir.. betapa suara/panggilan jiwa itu sangat dibutuhkan untuk membentuk sebuah pribadi yang unik, dan alangkah kagetnya, disitulah kita berharap saat semua 7th habit for higly and effective people sudah kita terapkan,, dan Steven Covey pun berpendapat bahwa 8th habit ini yang bisa membuat manusia menjadi tentram dan damai, diluar 7th habit itu tentunya.

Lagu “suara (ku berharap)” ini diciptakan dan dikarang oleh band asal Lampung bernama Hijau Daun (hehe..bantuin promosi deh, coz lagunya aku suka.. ) dengan album pertama “Ikuti Cahaya” yang dilaunch Agustus 2008. Dibawah naungan Sony BMG yang beranggotakan Dide, Array, Arya, Deny, dan Agung.

Sekarang, kembali ke materi lagunya setelah kita bahas 8th habit yang merupakan “Suara” atau panggilan jiwa. Saat mendengar lagu ini, rasanya lirik ini mampu menggambarkan isi hati kebanyakan orang, coba dengarkan refferencenya.. (hehe, minimal menggambarkan diri sendiri kalee y..), tapi “menunggu” itu merupakan sesuatu yang pasif..atau malahan aktif ? , mungkin nanti akan dibuat tulisan tentang “menunggu”.

Kalo ada yang belum pernah dengar, coba liat video klip dibawah..   


 

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar