Archive for the ‘ Fiction ’ Category

Rumah Aku Kini, 50 Tahun Kemudian

“Awas… badai debu!” teriak Qnicz kepadaku. Qnicz Dolucell adalah temanku, anak kecil berkulit tebal dengan mata agak besar, tetapi pupil matanya kecil. Tubuhnya tegap untuk anak sepuluh tahun. Aku berlari blingsatan dibelakang Qnicz yang lebih dulu lari. Tujuan kami tidak lain adalah pintu bunker otomatis, menuju rumah kami. Dengan pakain berbahan dasar logam, namun halus sekali dan tidak kaku, lari kami semakin kencang. “Ayo.. Chemizee! Aku tidak mau punya hutang selamanya, cuma karena kamu koma akibat debu sialan itu!”, teriak Qnicz dengan tatapan anehnya. Tatapan aneh dengan bola mata besar dan pupil yang semakin tak kelihatan. Aku semakin kencang berlari. Tekanan dan suhu udara pada jam tanganku sudah diluar normal. Tubuh kecilku, lincah mengikuti jalan besar, dengan bangunan-bangunan besar yang aku tidak tau itu apa. Warna bangunan itu hitam, mengkilat dan berbau seperti cengkeh. (to be continue..)